Tangerang, perisaitangerang.com – Global Institute, 9 November 2024
Hari ini, Auditorium Kampus Global Institute dipadati peserta yang antusias mengikuti “Green Voices 2024,” sebuah seminar yang mengangkat urgensi perubahan iklim dan peran penting generasi muda dalam upaya menyelamatkan lingkungan. Acara ini diinisiasi oleh beberapa organisasi peduli lingkungan dan dihadiri oleh ratusan mahasiswa, aktivis, Siswa Pecinta Alam, dan Mahasiswa Pecinta alam yang memiliki kepedulian tinggi terhadap isu iklim.

Acara dibuka oleh Wakil Rektor bidang non-akademik Global Institute, Bapak M. Iqbal Hanafri, M.Kom, yang menekankan pentingnya keterlibatan pemuda dalam isu lingkungan. “Sebagai generasi penerus, kalian punya kekuatan untuk membuat perubahan nyata. Menjadi agen perubahan dalam menghadapi krisis iklim adalah sebuah panggilan penting yang tidak bisa ditunda lagi,” ujar beliau dalam sambutannya. Dewan Pembina Mapala Global, Nova Teguh Sunggono, M.Kom, juga memberikan sambutan hangat yang memotivasi peserta untuk meningkatkan kepedulian dan tindakan nyata dalam menyikapi perubahan iklim. Kegiatan ini berlangsung Pukul 13.00 – 16.30, dengan penyampaian materi selama 1,5 jam dan Forum diskusi tanya jawab berlangsung selama 2 jam lebih.

Pada sesi utama seminar, tiga pemateri dengan latar belakang yang kuat di bidang lingkungan hadir memberikan paparan mereka.
Pemateri Pertama: Volunteer Greenpeace Indonesia
Pemateri pertama dari Greenpeace Indonesia berbicara tentang dampak nyata perubahan iklim yang semakin parah dari tahun ke tahun. Beliau menggarisbawahi pentingnya edukasi dan partisipasi generasi muda dalam kampanye lingkungan, mulai dari pengurangan emisi karbon, pentingnya reforestasi, hingga aksi nyata dalam mengurangi ketergantungan pada energi fosil. “Generasi muda memiliki peran besar dalam merubah pola konsumsi dan gaya hidup yang ramah lingkungan,” jelasnya. Beliau juga mengajak seluruh peserta untuk lebih kritis dan aktif dalam melawan segala bentuk kebijakan yang merugikan lingkungan. terang “Daniel Gunawan, S.Pi”

Pemateri Kedua: LBH Pijar Harapan Rakyat
Pemateri kedua Salsabila Khoirunnisa, yang merupakan perwakilan dari Lembaga Bantuan Hukum Pijar Harapan Rakyat, membahas aspek hukum terkait perlindungan lingkungan. Dengan tajuk “Advokasi Hukum dalam Perlindungan Lingkungan”, beliau menjelaskan bagaimana regulasi dan kebijakan yang ada di Indonesia kadang kurang efektif dalam menangani isu lingkungan, terutama dalam hal perlindungan hutan dan wilayah pesisir. Beliau juga memberikan contoh kasus di mana pelanggaran lingkungan sering kali berujung pada ketidakadilan bagi masyarakat lokal. “Kesadaran hukum adalah alat penting yang harus dikuasai generasi muda untuk menuntut keadilan dan memastikan lingkungan tetap terjaga,” tegasnya.
Pemateri Ketiga: Peneliti dari WALHI Jakarta
Sesi ini dilanjutkan oleh pemateri ketiga, seorang peneliti dari WALHI Jakarta bernama M. Abdul Baits (Dapuy), yang membahas data dan fakta terbaru mengenai krisis iklim yang melanda Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian WALHI, beliau memaparkan bahwa perubahan iklim tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga mempengaruhi kesehatan, ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat. Dengan penekanan pada data, beliau menggambarkan bagaimana banjir, kekeringan, dan bencana alam lain semakin sering terjadi dan mempengaruhi kehidupan sehari-hari. “Peran kalian sebagai generasi muda adalah menyebarluaskan kesadaran dan aksi nyata di masyarakat,” ujarnya.

Diskusi dan Komitmen Aksi
Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi interaktif yang melibatkan semua peserta. Para pemateri menanggapi berbagai pertanyaan tentang langkah konkret yang bisa diambil oleh masyarakat, khususnya pemuda, dalam menghadapi ancaman perubahan iklim. Diskusi berlangsung dinamis, menunjukkan betapa tingginya antusiasme peserta dalam berkontribusi terhadap solusi permasalahan iklim.


Antusiasme Peserta dan Komitmen Generasi Muda
Para peserta seminar yang terdiri dari kalangan mahasiswa, pelajar, dan komunitas pecinta lingkungan tampak sangat antusias. Beberapa dari mereka bahkan berbagi pengalaman tentang kegiatan lingkungan yang sudah mereka lakukan, seperti program bersih pantai, penanaman pohon, dan kampanye media sosial tentang bahaya polusi. Keaktifan generasi muda ini menunjukkan bahwa mereka tidak hanya berwacana, tetapi juga siap mengambil peran langsung di lapangan.
Beberapa mahasiswa dari Global Institute yang hadir dalam acara tersebut mengungkapkan bahwa mereka terinspirasi untuk memulai gerakan lingkungan di kampus, seperti pengurangan penggunaan plastik, penerapan sistem pemilahan sampah, dan kampanye hemat energi. “Kami ingin aksi nyata yang bisa langsung berdampak, bahkan dalam lingkup kampus sekalipun,” ungkap salah satu peserta.
Deklarasi Bersama dan Tindak Lanjut

Di akhir acara, seluruh peserta dan pemateri menandatangani deklarasi bersama yang menyatakan komitmen mereka untuk mendukung kebijakan ramah lingkungan, mengurangi jejak karbon, dan berpartisipasi aktif dalam aksi-aksi pro-lingkungan. Deklarasi ini akan menjadi acuan bagi berbagai organisasi mahasiswa untuk menjalankan program-program lingkungan yang konkret dan berkelanjutan.
Green Voices 2024 ini tidak hanya menjadi sebuah seminar, tetapi juga sebuah gerakan yang memotivasi generasi muda untuk beraksi nyata menghadapi krisis iklim. Penyelenggara berharap kegiatan ini akan menjadi kegiatan tahunan yang terus berkembang dan menjadi penggerak perubahan bagi generasi muda Indonesia.