Serang, perisaitangerang.com – Gubernur Banten Andra Soni menegaskan komitmennya untuk mempercepat penanganan radiasi radionuklida Sesium-137 (Cs-137) di kawasan Modern Cikande, Kabupaten Serang. Melalui kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan seluruh pemangku kepentingan, langkah-langkah teknis telah disiapkan agar proses penanganan berjalan cepat dan efektif.
Hal itu disampaikan Andra Soni seusai mengikuti Apel Satuan Tugas Penanganan Bahaya Radiasi Radionuklida Cs-137 dan Kesehatan Masyarakat Berisiko Terdampak di Polsek Cikande, Senin (13/10/2025). Kegiatan tersebut dipimpin Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq dan dihadiri Kapolda Banten Irjen Hengki.
Dalam kegiatan itu juga dilakukan penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) bagi para kepala desa dan lurah se-Kecamatan Cikande.
Andra Soni menjelaskan, Pemprov Banten telah berulang kali melakukan rapat koordinasi untuk memetakan wilayah terdampak, termasuk penetapan zona merah dan kuning serta langkah teknis di lapangan.
“Kita akan melakukan relokasi sementara bagi masyarakat yang terdampak sampai proses dekontaminasi selesai. Polda dan Pemkab Serang sudah menyiapkan, termasuk Pemprov Banten. Kami akan tentukan lokasi paling efektif agar warga tetap bisa beraktivitas seperti biasa, termasuk sekolah,” ujarnya.
Guna menjaga kesehatan masyarakat, Andra Soni telah menginstruksikan Dinas Kesehatan Provinsi Banten bekerja sama dengan Dinkes Kabupaten Serang melakukan pemeriksaan kesehatan bagi warga di sekitar kawasan terdampak.
Selain itu, pengawasan pintu masuk dan keluar kawasan juga diperketat.
“Kita sudah atur satu pintu masuk ke dalam kawasan agar semuanya terkendali. Setiap kendaraan yang keluar diperiksa secara intensif untuk memastikan steril dari kontaminasi,” katanya.
Tim Satgas juga memeriksa kendaraan angkutan barang dari perusahaan di sekitar lokasi radiasi. Menurut Andra Soni, seluruh langkah penanganan kini terkoordinasi dengan baik, mulai dari penelusuran sumber radiasi hingga proses dekontaminasi oleh para ahli.
“Sebagai bangsa besar, kita mampu mengatasi persoalan ini dengan kerja sama seluruh pihak — pemerintah pusat, daerah, ahli, dukungan teknologi, dan SDM yang kompeten. Target kami, dalam dua bulan kondisi kawasan bisa kembali steril,” tegasnya.
Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq meminta para lurah dan kepala desa proaktif memantau kondisi kesehatan warga.
“Jika ada gejala pada masyarakat, segera lakukan pemeriksaan. Pastikan warga tidak memasuki zona radiasi yang telah ditetapkan karena itu sangat berbahaya,” ujarnya.
Hanif menekankan bahwa apel kesiapsiagaan tidak boleh sekadar seremoni, tetapi menjadi momentum memperkuat koordinasi dan pengawasan.
“Peristiwa ini adalah alarm keras bagi kita semua agar merespons secara terpadu, terukur, dan terkoordinasi. Indonesia harus menunjukkan kepada dunia bahwa kita siap dan sigap menghadapi ancaman radiasi ini,” tandasnya. (wis/mas/dam)